Kode/Nama Matakuliah |
: |
PDGK4302 / Pembelajaran Kelas Rangkap |
Tutor
Pengampu |
: |
Agus
Herianto, S.Pd, M.Pd. |
Tugas
Tutorial |
: |
1 |
Nama
Mahasiswa |
: |
Aang Kusnadi Yamin |
NIM |
: |
859129784 |
SOAL
1. Beberapa
alasan PKR diperlukan antara lain: alasan geografis, demografis, kurang guru,
terbatasnya ruang kelas, adanya guru yang tidak hadir dan beberapa alasan
lainnya. Pertanyaannya, mengapa di Amerika Serikat dan Belanda yang
dikategorikan sebagai Negara maju masih mempraktekkan PKR?
2. Mengapa
strategi PKR dianggap mampu meningkatkan kemandirian siswa dalam proses
pembelajaran?
3. Perhatikan
ilustrasi pada kotak 1 (hal. 1.17) dan kotak 4a (hal. 1.24-1.26). Kotak 4a
memberikan gambaran PKR yang ideal, uraikan kekurangan praktek PKR pada kotak
1?
4. Mengapa
guru dapat dikatakan sebagai perancang kurikulum, sebagai administrator,
sebagai sumber informasi yang kreatif,
sebagai seorang professional dan sebagai
agen pembawa perubaha dalam praktek PKR?
5. Jelaskan
yang dimaksud dengan PKR dan jelaskan pula kelemahan dan kelebihan model PKR
221 222 dan 333?
**SELMAT BEKERJA**
Catatan : masing-masing soal memili skor
maksimal 20!
JAWABAN:
1. Beberapa alasan PKR diperlukan antara lain: alasan
geografis, demografis, kurang guru, terbatasnya ruang kelas, adanya guru yang
tidak hadir dan beberapa alasan lainnya. Di Amerika Serikat dan Belanda yang
dikategorikan sebagai Negara maju masih mempraktekkan PKR, alasannya adalah
Karena PKR mempunyai sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh guru yang
tidak mengajar rangkap. Antara lain seperti, guru dapat mengajar lebih dari
satu kelas, guru dapat menggabungkan jumlah murid yang kecil dari berbagai
tingkat kelas yang berbeda, tetapi juga memperkecil jumlah murid yang terlalu
besar dalam satu kelas, selain itu, ada sejumlah alasan lain yaitu alasan yang
lebih memusatkan pada keuntungannya daripada kerugiannya, antara lain jika
dilihat dari aspek pedagogis, PKR lebih mendorong kemandirian. Dari aspek
ekonomis, PKR lebih efisien. Dari aspek keamanan, dengan PKR, pemerintah dapat
mendirikan sekolah kecil dimana-mana sehingga mudah dijangkau anak-anak, dengan
demikian, kekhawatiran orang tua terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan
pada anak-anak mereka berkurang.
2. Strategi PKR dianggap mampu meningkatkan kemandirian siswa
dalam proses pembelajaran karena dalam pembelajaran PKR, seorang guru berusaha
kuat untuk mendorong anak agar aktif dan mandiri. Murid yang pintar diminta
untuk membantu murid yang ketinggalan. Murid banyak diberikan tugas individual,
tugas berpasangan atau bekerja dalam kelompok kecil. Mereka pun dilibatkan
secara aktif untuk menciptakan dan menambah sumber belajar, khususnya dengan
memanfaatkan bahan yang ada di sekitar sekolah, rumah, dan desa mereka. pajangan
yang dibuat oleh murid-murid dapat dianggap sebagai sarana belajar melalui
pengalaman (experimental learning)
3. Kekurangan PKR pada kotak 1,
·
Pembelajaran
terkesan monoton yang menyebabkan anak-anak tampak bosan.
·
Pembelajaran
berlangsung pasif atau tidak aktif, ibu Irna tidak mengajak siswa untuk
berinteraksi, interaksi hanya sebatas saat mengecek kehadiran saja.
·
Ibu
Irna tidak melakukan pendekatan dengan siswa dengan memonitornya atau
mengawasinya secara individu.
·
Tidak
ada timbal balik untuk perbaikan yang menyebabkan lemahnya pola penguasaan
murid terhadap pembelajaran.
·
Tidak
adanya upaya bu Irna untuk mengkondisikan kelas, untuk menarik perhatian siswa,
ataupun untuk memancing siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran.
4. Mengapa guru dapat dikatakan sebagai perancang kurikulum,
sebagai administrator, sebagai sumber
informasi yang kreatif, sebagai seorang professional dan sebagai agen pembawa
perubahan dalam praktek PKR?
Ø Sebagai
perancang kurikulum, hal ini bukan berarti guru menyimpang dari kurikulum yang
berlaku bahkan untuk membuat yang baru. Tetapi di daerah terpencil yang serba
sulit dan serba kurang, tidak semua butir yang tercantum dalam kurikulum
mungkin dilaksanakan dengan memadai. Seringkali mengajarkannya dengan secara
berurutan pun mengalami kesulitan. Oleh karena itu guru PKR harus memilih butir
atau bagian kurikulum yang memerlukan penekanan. Atas dasar butir-butir itu
guru memutuskan konsep dan fakta yang akan diajarkannya dan mengurutkan kembali
tujuan instruksional yang ingin dicapainya berdasarkan kelas.
Ø Sebagai
administrator. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal, guru PKR harus
merencanakan dan mengatur kelasnya dan jadwal pelajaran dengan saksama. Hasil
maksimal dapat dicapai jika guru PKR dapat melibatkan muridnya secara aktif,
bukan saja untuk belajar tetapi juga dapat membantu guru mengajar
teman-temannya yang tertinggal. Guru PKR juga harus mampu memanfaatkan segenap
sumber daya yang ada dilingkungan sekolah.
Ø Sebagi
sumber informasi yang kreatif. Guru PKR harus kreatif, bukan saja menjadi
sumber informasi tetapi juga sebagai manusia sumber, berperan untuk memecahkan
masalah keadaan yang serba kurang. Ia harus memberi arahan kepada muridnya agar
mereka tidak membuang-buang waktu dan tenaga, agar setiap murid terlibat dalam
segala macam kegiatan.
Ø Sebagai
seorang porofesional. Guru PKR senantiasa berusaha untuk meningkatkan
kompetensinya dan meningkatkan gaya mengajarnya. Walaupun kesempatan untuk
mengikuti pelatihan atau pendidikan lanjutan bagi sebagian guru yang ada didaerah
terpencil sulit diwujudkan, tepat niat professional harus tetap dipelihara dan
yang penting semangat itu selalu ada. Salah satu ciri seorang guru professional
adalah juga tidak cepat putus asa. Manusia dapat mencapai apa saja bila tidak
cepat putus asa.
Ø Sebagai agen
pembawa perubahan. Guru sebagai pengayom dan juga sebagai sosok yang
mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat tempat dimana ia bertugas. Guru
harus berusaha keras untuk mendatangkan perubahan yang positif terhadap sikap
dan perilaku anggota masyarakat melaui proses pembelajaran di sekolah dan
melalui interaksi dengan anggota masyarakat melalui proses pembelajaran di
sekolah dan melalui interaksi dengan anggota masyarakat setempat. Pendek kata,
guru harus mencari, mendatangkan, dan mengajarkan perubahan yang berguna bagi
anak didik, orang tua dan masyarakat.
5. PKR adalah satu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan
seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat yang sama,
dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung makna, seorang guru megajar dalam satu
ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang
berbeda-beda.
MODEL |
KELEMAHAN |
KELEBIHAN |
PKR
221 |
1. Siswa
tidak dapat fokus dengan apa yang sedang dipelajari atau dikerjakan karena
terganggu oleh aktivitas kelas lain. 2. Tidak
semua guru memiliki kemampuan mengelola siswa heterogen dalam ruangan yang
sama. 3. Bertambahnya
pekerjaan administratif, pekerjaan akademik, pelayanan dan tanggung
jawab guru terhadap siswa karena guru mengajar kelas rangkap. 4. Jika
siswa dalam 1 kelas jumlahnya lebih dari 25 siswa maka kelas PKR harus dibagi
menjadi 2 kelas. 222 1. |
1. Guru
atau tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan
fokus 2 mata pelajaran baik yang sama atau berbeda dalam 1 ruangan. 2. Kegiatan
Pendahuluan dan Penutup masing-masing dapat dilakukan secara bersama-sama
dalam ruangan yang akan digunakan untuk pembelajaran. 3. Tidak
membuang waktu terlalu banyak dalam pembelajaran, sebab dua kelas
melakukan pembelajaran dalam satu ruangan secara bersama-sama. 4. Guru
mudah dalam melakukan pemantauan terhadap siswa selama pembelajaran
berlangsung. 5. Menghemat
tenaga guru karena tidak perlu berpindah- pindah ruangan. 6. Guru
lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar tetap tercipta iklim kelas
yang menyenangkan. |
PKR
222 |
1.
Guru harus
mengelola dua kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan. 2.
Jika tidak
ada ruangan yang cukup untuk memberikan pengantar dan pengarahan umum
(kegiatan pendahuluan) untuk dua kelas secara bersamaan, maka harus
mencari ruangan atau tempat lain. 3.
Perhatian
tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat
berlangsung terus menerus. 4.
Terlalu
banyak memakan waktu karena guru harus berpindah-pindah ruangan. 5. Siswa
merasa menjadi “anak tiri” jika guru tidak dapat membagi waktu dengan baik
antar kelas yang satu dengan lainny 6.
Jika tidak
terdapat pintu penghubung antar kedua kelas, guru harus melakukan
kegiatan penutup secara terpisah 7. Pekerjaan
guru dalam administratif, akademik, pelayanan dan tanggung jawab
terhadap siswa karena guru mengajar kelas rangkap. |
1.
Masing-masing
kelas lebih fokus dengan pelajaran yang sedang dihadapinya atau aktivitas
yang sedang dilakukan karena terbebas dari aktivitas kelas lain. 2.
Terciptanya
kemandirian belajar siswa. 3.
Guru lebih
kreatif dalam merancang pembelajaran agar siswa tetap mempunyai aktivitas
saat guru harus berpindah ke ruangan yang lain. 4. Guru
mudah dalam melakukan kegiatan penutup karena dapat dilakukan secara
bersama-sama untuk kedua kelas apabila antarkedua ruangan terdapat pintu
penghubung. |
PKR
333 |
1.
Untuk
mengelola model 333 ini diperlukan tim guru paling tidak terdiri dari 2 orang
guru. 2.
Jika tidak
ada ruangan yang cukup untuk memberikan pengantar dan pengarahan umum
(kegiatan pendahuluan) untuk tiga kelas secara bersamaan, maka harus
mencari ruangan atau tempat lain. 3.
Perhatian
tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat
berlangsung terus menerus. 4. Terlalu
banyak memakan waktu dibandingkan model PKR 222 karena guru harus
berpindah-pindah tiga ruangan |
1.
Siswa
lebih mandiri dalam pembelajaran. 2. Guru
lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar siswa tetap mempunyai
aktivitas saat guru harus berpindah ke ruangan yang lain |
No comments:
Post a Comment