KEMENTERIAN PENDIDIKAN DA KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS
TERBUKA
UPBJJ-UT MATARAM
Soal Latihan
TUGAS TUTORIAL 1
PDGK4202 Pembelajaran IPA di SD
1. Jelaskan
cara penerapan teori/psikologi belajar di bawah ini pada pembelajaran IPA di
SD:
a) Teori
Belajar Ausubel
b) Teori
Belajar Gagne
2. Jelaskan
tahapan koginitif siswa Sekolah Dasar menurut Paiget
3. Jelaskan
cara anak mendapatkan pengetahuan menurut Bruner
4. Berikan
contoh penerapan pendekatan lingkungan pada Kompetensi Dasar :
·
Mendeskripsikan
ciri lingkungan sehat dan tidak sehat berdasarkan pengamatan dan pengaruhnya
terhadap kesehatan.
·
Menerapkan cara menjaga kesehatan
lingkungan sekitar
5.
Berikan
contoh penerapan, kelemahan, dan kelebihan metode Penugasan pada pembelajaran
IPA di SD
*** SELAMAT
BEKERJA ***
Identitas Mahasiswa:
Nama : Aang
Kusnadi Yamin
NIM :
859129784
JAWABAN:
- Penjelasan
penerapan teori belajar Ausubel dan Gagne:
a. Penerapan teori belajar Ausubel yaitu faktor
yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui
siswa. Pernyataan inilah yang menjadi inti dari teori belajar Ausubel agar
terjadi belajar bermakna maka konsep baru atau pengetahuan baru harus dikaitkan
dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Dalam
mengaitkan konsep-konsep ini dikemukakan 2 prinsip oleh Ausubel yaitu prinsip
diferensiasi progresif (progressive differentiation) dan prinsip
rekonsiliasi integratif (integrative reconciliation).
Dalam suatu seri pelajaran hendaknya siswa
diperkenalkan terlebih dahulu pada konsep-konsep yang paling umum sesudah itu
materi pelajaran disusun secara berangsur-angsur menjadi konsep-konsep yang
lebih khusus. Dengan perkataan lain model belajar menurut Ausubel pada umumnya
berlangsung dari yang umum ke yang khusus. Dalam hal ini guru dalam mengajar
terlebih dahulu mengajarkan konsep-konsep umum kemudian secara perlahan-lahan
menuju pada konsep-konsep yang lebih sederhana. Contoh penyusunan konsep
seperti ini disebut diferensiasi progresif yang merupakan salah satu dari
sekian banyak macam urutan belajar.
Prinsip kedua yang
dikemukakan oleh Ausubel ialah prinsip rekonsiliasi integratif atau penyesuaian
integratif. Menurut prinsip ini dalam mengajarkan konsep-konsep, atau
gagasan-gagasan perlu diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah
dipelajari sebelumnya. Dengan kata lain guru hendaknya mampu menunjukkan kepada
siswa bagaimana konsep-konsep dan prinsip-prinsip itu saling berkaitan.
b. Penerapan teori belajar Gagne, belajar
itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah
lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap, sehingga
perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi
situasi yang baru. Seorang dapat mengetahui belajar telah berlangsung pada diri
seseorang apabila dia mengamati adanya perubahan tingkah laku pada orang
tersebut, dan perubahan tersebut bertahan lama.
Sebagai contoh siswa kelas IV SD yang bernama Harun
sebelum proses belajar berlangsung tidak mengerti proses fotosintesis pada
daun, sedangkan setelah belajar dia dapat menjelaskan proses fotosintesis pada
daun, perubahan zat-zat yang terjadi selama proses fotosintesis berlangsung,
dan sebagainya. Setelah Harun naik kelas yang lebih tinggi dia masih dapat
menjelaskan proses fotosintesis tanpa dibantu oleh guru.
Pada kejadian tadi belajar telah berlangsung pada
Harun, sebagai akibat interaksi antara Harun dengan gurunya. Sekali lagi dapat
dijelaskan bahwa: Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang
memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan
perubahan tersebut bersifat relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak
perlu terjadi berulangkali setiap menghadapi situasi yang baru.
Teori belajar yang menganggap belajar sebagai suatu
proses, seperti yang dikemukakan oleh Gagne bertitik tolak dari suatu analogi
antara manusia dan komputer. Menurut model ini yang disebut model pemrosesan
informasi (information processing model), proses belajar dianggap
sebagai transformasi input menjadi output seperti yang lazim terlihat pada
sebuah komputer.
- Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif
anak usia dini dalam empat tahap:
a) Tahap
sensorimotor (0-24 bulan) Setiap bayi lahir dengan refleks bawaan dan dorongan untuk
mengeksplorasi dunianya.
b) Tahap
praoperasional (2-7 tahun)
Tahapan ini merupakan tahapan
yang menakjubkan. Dimulai dari anak yang baru bisa mengatakan satu dua patah
kata hingga menjadi anak yang dapat menyusun suatu kalimat. Selain itu terjadi
perkembangan mental yang luar biasa pula. Tahapan ini disebut sebagai tahapan
pre-operasional karena anak tidakakan memiliki kemmapuan berfikir yang
operasional sampai anak mencapai usia tujuh tahun dan kadang-kadang disebut
sebagai tahapan intuisi.
c) Tahap
operasional konkret (7-11 tahun)
Anak pada usiaini telah
menyadari bahwa jumlah atau volume suatu benda tidak akan berubah apabila tidak
terjadi penambahan maupun pengurangan, selain perubahan-perubahan bentuk atau
perubahan ketentuan (aturan).
d) Tahap
operasional formal (mulai umur 11 tahun)
Anak usia ini telah dapat secara
penuh melakukan operasi secara logis tetapi masih mempunyai pengalaman yang
terbatas. Mereka sekarang dapat berhubungan dengan masalah-masalah yang
bersifat hipotesis dan cara berfikir mereka mungkin telah termasuk suatu set
yang formal dari ketentuan-ketentuan yang logis. Mereka dapat secara mental dan
sistematik meneliti faktor-faktor yang beragam, mereka tidak lama lagi
tergantung untuk melakukan manipulasi terhadap benda.
- Burner menyusun suatu model
belajar yang disebut sebgai model belajar penemuan (discovery learning).
Burner
beranggapan bahwa model belajar penemuan sesuai dengan hakiki manusia yang
mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari ilmu pengetahuan secara aktif,
memecahkan masalah dan informasi yang diperolehnya, secara hakikat akan
mendapatkan pengetahuan yang bermakna.
Model belajar penemuan dapat
dipandang sebagai suatu belajar yang terjadi apabila seseorang (siswa) tidak
diberikan dengan konsep atau teori, melainkan siswa sendiri yang harus
mengelola dan melakukan penemuan sehingga dapat menemukan konsep atau teori
itu. Hal ini mensyaratkan siswa untuk menemukan hubungan-hubungan di antara
informasi yang ada. Penemuan merupakan merupakan suatu pembentukan kategorisasi
atau lebih seringnya pembentukan sistem koding. Sistem koding ini didasarkan
pada hubungan di antara kategori, misalnya berdasarkan atas perbedaan dan
persamaan yang ada pada benda atau kejadian-kejadian.
Pengetahuan yang diperolah
melalui belajar penemuan mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan-kelebihan
tersebut anatara lain; pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lama atau
dengan kata lain akan lama untuk diingatnya dan akan lebih mudah untuk diingat
dibanding dengancara-cara belajar yang lainnya.
- Contoh penerapan
pendekatan lingkungan pada KD tersebut yakni:
- Menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar
dengan mengajak siswa mendeskripsikan lingkungan tersebut.
- Menjelaskan tentang lingkungan sehat dan tak sehat.
- Mendemostrasikan tentang adanya debu di lingkungan dan
kemungkinan adanya zat lain pada air yang tampak jernih.
- Menjelaskan tentang penyebab lingkungan tercemar, faktor
yang mempengaruhi perlakuan manusia terhadap lingkungan-lingkungan (faktor
politis, ekonomis, sosial budaya, ekologis), pentingnya bersikap peduli dan
mencintai lingkungan.
5. Contoh penerapan, kelemahan, dan kelebihan metode Penugasan pada
pembelajaran IPA di SD
a. Contoh penerapan IPA di SD berdasarkan teori Piaget
Seperti yang telah dijelaskan
bahwa pembelajaran berdasarkan teori Piaget harus mempertimbangkan keadaan tiap
siswa (dikatakan sebagai terpusat pada siswa) dan siswa diberikan banyak
kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dari penggunaan inderanya. Berikut ini
akan disampaikan rancangan pembelajaran secara garis besar.
- Konsep yang diajarkan
Udara mempunyai sifat-sifat
tertentu dan banyak kegunaannya bagi kehidupan manusia.
- Sub-Konsep
Udara yang bergerak mempunyai
tekanan yang lebih rendah dari pada udara diam.
- Metode yang dipakai
Eksperimen
- Alat dan bahan
a. Dua bola pingpong (tenis meja)
b. Benang
c. Kayu, kira-kira 30 cm
- Cara kerja
a. Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang yang ada.
b. Ikatlah kedua ujung benang secara berdekatan pada kayu
yang telah disediakan.
c. Peganglah salah satu ujung kayu yang tertiup kuat-kuat
persis di tengan-tengah antara kedua bola pingpong yang tergantung.
d. Amati apa yang terjadi.
Kegiatan guru yang penting
adalah memperhatikan pada siswa apa yang mereka lakukan. Apakah mereka sudah
melaksanakannya dengan benar, apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan? Dan
guru harus berbuat apa yang Piaget perbuat yaitu memberikan kesempatan anak
untuk menemukan sendiri jawabannya, sedangkan guru harus selalu siap dengan
alternatif jawaban bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Pada akhir pembelajaran
tentunya guru mengulas kembali bagaimana siswa dapat menemukan jawaban yang diinginkan.
Kelemahan dan keutamaan teori
belajar ini :
b.
Contoh
penerapan IPA di SD berdasarkan model Bruner
Berikut ini akan disampaiakan
contoh pembelajaran IPA di kelas III. Di sini guru tidak lagi sebagai pemberi
informasi tetapi penuntun siswa untuk memperoleh informasi.
-
Tujuan umum
Siswa mengenali bagian-bagian
tumbuhan dan mampu mengelompokkan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri dan
kegunaannya dengan pengamatan dan penafsiran.
-
Topik
Tumbuhan mempunyai
bagian-bagian tertentu.
-
Cara
pelaksanaannya
1.
Ambillah satu
tanaman yang lengkap, terdiri dari akar, batang, daun, dan bunga.
2.
Berilah
kesempatan kepada siswa untuk mengamati, kemudian berilah pertanyaan seperti
berikut: Menurut kalian, bagaimana akar dapat berfungsi bagi tumbuhan?
3.
Terima
seluruh ide atau tanggapan siswa. Berilah kepada siswa mengajukan dan menguji
idenya sendiri.
4.
Berikan
pertanyaan yang lain untuk menanyakan bagian tumbuhan yang lainnya.
c.
Contoh
d.
Contoh
penerapan IPA di SD berdasarkan teori belajar Ausubel
Dalam suatu kelas misalnya
kelas III, siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok. Kelompok I diberi daftar
nama-nama benda, binatang, tumbuhan dan sebagainya, demikian juga dengan
kelompok II. Kemudian beri waktu tipa-tiap kelompok selama 1 menit untuk
mengingat kata-kata yang terdapat dalamdaftar kelompoknya.
Sesudah 1 meni, tiap anak
kemudian disuruh menuliskan sebanyak mungkin kata-kata yang dapat mereka ingat.
Kemudian bandingkan jumlah kata-kata yang dapat diingat dan benar kedua
kelompok. Bagaimana hasilnya?kelompok manakah yang dapat mengingat kata-kata
dengan jumlah yang lebih banyak?
Ø Kelemahan:
o Siswa
cenderung melakukan penipuan terhadap tugas yang diberikan, dengan kata lain
siswa cenderung untuk melakukan jiplak tugas teman atau orang lain.
o Siswa
cepat jenuh bila diberikan tugas terlalu banyak sehingga mengganggu kondisi
psikologis mereka.
No comments:
Post a Comment