Saturday, April 25, 2015

RESUME NARASI KEPOLOPORAN SELEKSI PEMUDA PELOPOR TINGKAT NASIONAL 2014

RESUME NARASI KEPELOPORAN
SELEKSI PEMUDA PELOPOR TINGKAT NASIONAL TAHUN 2014
UTUSAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT



Nama                        : AANG KUSNADI YAMIN, S.Pd.
Bid. Kepeloporan      : Bidang Pendidikan
Asal                           : Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2010 merupakan tahun yang bersejarah bagi Desa Setungkeplingsar Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dikarenakan pada tahun tersebut wilayah Desa Setungkeplingsar menyatakan diri untuk mandiri dari wilayah Desa Sepit (induk) Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Beragam tanggapan pun bermunculan dari elemen-elemen masyarakat Desa induk (Sepit) yang notabenenya merupakan Desa lama yang mana Desa Setungkeplingsar masuk ke dalam wilayahnya. Nada-nada menghina dan meremehkan kwalitas dari unsur-unsur yang ada di dalam desa baru tersebut muncul dari sebagian besar masyarakat desa induk. Yang paling disoroti adalah kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di wilayah Desa Setungkeplingsar. Belum lagi ditambah dengan kondisi geografis dari wilayah Desa Setungkeplingsar yang berbatasan langsung dengan kabupaten Lombok Tengah. Perlu diketahui bahwa jalur wilayah yang melewati Desa Setungkeplingsar dengan perbatasan wilayah Kabupaten Lombok Tengah merupakan daerah/kawasan yang sangat rawan akan konflik dan kriminal, terutama aksi pencurian dan perampokan.
Pernah suatu hari, ketika itu saya masih duduk di bangku kuliah, ada beberapa teman-teman saya ketika sedang bermain sepak bola di lapangan Desa Sepit, sambil bergurau tapi dengan nada meremehkan dan menghina kwalitas SDM masyarakat Desa Setungkeplingsar. Pada saat itu yang paling disoroti adalah kwalitas SDM tenaga/perangkat yang memiliki kesempatan mengabdikan diri di pemerintahan Desa Setungkeplingsar.
“Apa yang Desa Setungkeplingsar bisa lakukan dengan kwalitas SDM yang ada sekarang ini”, “Banyak yang ijazahnya saya paket C, tidak bisa komputer lagi”. Kata seorang teman saya ketika sedang melakukan pemanasan sebelum olahraga.
Hati saya langsung tersentak, meskipun perkataan tersebut keluar dari mulut rekan saya di tim sepak bola. Ada sesuatu yang mengganjal di hati saya yang menyebabkan isi hati ini langsung mengucapkan ‘janji’ di dalam hati, “Oke, sekarang anda menang, tapi lihat besok apa yang akan saya lakukan untuk desa saya”, saya menggerutu di dalam hati. Sambil tersenyum saya pun mengacuhkan perkataan salah satu rekan saya tersebut. Pada waktu itu saya berjanji pada diri saya, “Ya Allah, ketika saya lulus kuliah nanti saya akan menambah kursusan bahasa inggris di rumah saat ini dengan kursus komputer!”. Itulah janji saya saat itu. Bagaimanapun caranya harus ada masyarakat di wilayah desa saya yang berbondong-bondong belajar komputer agar nantinya muncul generasi-generasi yang akan mengharumkan nama desa ini. Yang berani unjuk gigi dengan kemampuan yang dimiliki. Yang bendiri kokoh ketika banyak cemoohan yang muncul dari orang lain. Yang ketika keluar ke tempat lain merek tidak hanya bisa melongo tidak tahu apa itu teknologi. Yang selalu teguh untuk terus berjuang demi harga diri, keluarga , dan desa.
Alhamdulillah, Allah mendengar do’a saya, tepatnya pada tanggal 22 Juni 2013 saya keluar menjadi Wisudawan Terbaik I dengan predikat Cumlaude (3,82). Sebuah keajaiban dan rizki yang diberikan Allah yang tanpa saya sadari. Saya tidak pernah berfikir akan sampai mendapatkan predikat semacam itu. Saya hanya meminta untuk bisa lulus kuliah, dan puji syukur Allah melebihkannya.
Selesai dari bangku perkuliahan, saya menunda untuk melanjutkan study pasca sarjana melalui program beasiswa dari kampus. Bukan bermaksud saya tidak ingin melanjutkan study, tetapi saya harus menepati janji terlebih dahulu. Janji yang dulu pernah saya ucapkan untuk mengangkat harkat dan martabat desa Setungkeplingsar dari cemoohan, hinaan dari orang luar.
Pada waktu itu, ketika orang tua mengetahui kalau saya tidak mengambil program beasiswa dari kampus untuk melanjutkan study pasca sarjana sempat kecewa kepada diri saya. Namun dengan pendekatan dan pemberian pemahaman akhirnya orangtua saya mengerti dan memaklumi apa yang sudah menjadi keputusan saya.
Timbul masalah pada waktu itu yang berkaitan dengan dana. Dari mana mendapatkan dana untuk mengadakan beberapa unit komputer? Memang kebetulan sudah ada 1 PC standar dan 1 laptop pribadi di rumah. Tetapi itu tidak cukup, saya butuh lebih banyak perangkat komputer untuk meningkatkan progress peserta didik. Setelah berfikir lama, akhirnya saya memutuskan untuk menjual sepeda motor saya. Alhamdulillah, dari hasil penjualan sepeda motor dan perhiasan istri saya itu, saya dapat membeli 4 perangkat komputer. Untuk mejanya, saya memanfaatkan/mendaur ulang beberapa meja yang sudah rusak.
Alhamdulillah, dari lembaga yang saya bangun ini mampu membantu meringankan beban pemerintah desa dan orangtua wali dalam meningkatkan skill di bidang kebahasaan dan teknologi komputer.

Alhamdulillah, saya sudah mampu membuktikan bahwa Desa Setungkeplingsar mampu berbuat. Dan itu adalah hal yang sangat luar biasa. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan EL-YaminTerampil.

No comments:

Post a Comment