RESUME NARASI KEPELOPORAN
SELEKSI PEMUDA PELOPOR TINGKAT NASIONAL TAHUN 2014
UTUSAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
Nama : AANG KUSNADI YAMIN, S.Pd.
Bid.
Kepeloporan : Bidang Pendidikan
Asal : Provinsi Nusa
Tenggara Barat
Tahun
2010 merupakan tahun yang bersejarah bagi Desa Setungkeplingsar Kecamatan
Keruak Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dikarenakan pada
tahun tersebut wilayah Desa Setungkeplingsar menyatakan diri untuk mandiri dari
wilayah Desa Sepit (induk) Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
Beragam
tanggapan pun bermunculan dari elemen-elemen masyarakat Desa induk (Sepit) yang
notabenenya merupakan Desa lama yang mana Desa Setungkeplingsar masuk ke dalam
wilayahnya. Nada-nada menghina dan meremehkan kwalitas dari unsur-unsur yang
ada di dalam desa baru tersebut muncul dari sebagian besar masyarakat desa
induk. Yang paling disoroti adalah kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada
di wilayah Desa Setungkeplingsar. Belum lagi ditambah dengan kondisi geografis
dari wilayah Desa Setungkeplingsar yang berbatasan langsung dengan kabupaten
Lombok Tengah. Perlu diketahui bahwa jalur wilayah yang melewati Desa
Setungkeplingsar dengan perbatasan wilayah Kabupaten Lombok Tengah merupakan
daerah/kawasan yang sangat rawan akan konflik dan kriminal, terutama aksi
pencurian dan perampokan.
Pernah
suatu hari, ketika itu saya masih duduk di bangku kuliah, ada beberapa
teman-teman saya ketika sedang bermain sepak bola di lapangan Desa Sepit,
sambil bergurau tapi dengan nada meremehkan dan menghina kwalitas SDM
masyarakat Desa Setungkeplingsar. Pada saat itu yang paling disoroti adalah
kwalitas SDM tenaga/perangkat yang memiliki kesempatan mengabdikan diri di
pemerintahan Desa Setungkeplingsar.
“Apa yang Desa Setungkeplingsar
bisa lakukan dengan kwalitas SDM yang ada sekarang ini”, “Banyak yang ijazahnya saya paket C, tidak
bisa komputer lagi”. Kata seorang teman saya ketika sedang melakukan
pemanasan sebelum olahraga.
Hati
saya langsung tersentak, meskipun perkataan tersebut keluar dari mulut rekan
saya di tim sepak bola. Ada sesuatu yang mengganjal di hati saya yang
menyebabkan isi hati ini langsung mengucapkan ‘janji’ di dalam hati, “Oke, sekarang anda menang, tapi lihat besok
apa yang akan saya lakukan untuk desa saya”, saya menggerutu di dalam hati.
Sambil tersenyum saya pun mengacuhkan perkataan salah satu rekan saya tersebut.
Pada waktu itu saya berjanji pada diri saya, “Ya Allah, ketika saya lulus kuliah nanti saya akan menambah kursusan
bahasa inggris di rumah saat ini dengan kursus komputer!”. Itulah janji
saya saat itu. Bagaimanapun caranya harus ada masyarakat di wilayah desa saya
yang berbondong-bondong belajar komputer agar nantinya muncul generasi-generasi
yang akan mengharumkan nama desa ini. Yang berani unjuk gigi dengan kemampuan
yang dimiliki. Yang bendiri kokoh ketika banyak cemoohan yang muncul dari orang
lain. Yang ketika keluar ke tempat lain merek tidak hanya bisa melongo tidak
tahu apa itu teknologi. Yang selalu teguh untuk terus berjuang demi harga diri,
keluarga , dan desa.
Alhamdulillah,
Allah mendengar do’a saya, tepatnya pada tanggal 22 Juni 2013 saya keluar
menjadi Wisudawan Terbaik I dengan predikat Cumlaude (3,82). Sebuah keajaiban
dan rizki yang diberikan Allah yang tanpa saya sadari. Saya tidak pernah
berfikir akan sampai mendapatkan predikat semacam itu. Saya hanya meminta untuk
bisa lulus kuliah, dan puji syukur Allah melebihkannya.
Selesai
dari bangku perkuliahan, saya menunda untuk melanjutkan study pasca sarjana
melalui program beasiswa dari kampus. Bukan bermaksud saya tidak ingin
melanjutkan study, tetapi saya harus menepati janji terlebih dahulu. Janji yang
dulu pernah saya ucapkan untuk mengangkat harkat dan martabat desa
Setungkeplingsar dari cemoohan, hinaan dari orang luar.
Pada
waktu itu, ketika orang tua mengetahui kalau saya tidak mengambil program
beasiswa dari kampus untuk melanjutkan study pasca sarjana sempat kecewa kepada
diri saya. Namun dengan pendekatan dan pemberian pemahaman akhirnya orangtua
saya mengerti dan memaklumi apa yang sudah menjadi keputusan saya.
Timbul
masalah pada waktu itu yang berkaitan dengan dana. Dari mana mendapatkan dana
untuk mengadakan beberapa unit komputer? Memang kebetulan sudah ada 1 PC
standar dan 1 laptop pribadi di rumah. Tetapi itu tidak cukup, saya butuh lebih
banyak perangkat komputer untuk meningkatkan progress peserta didik. Setelah
berfikir lama, akhirnya saya memutuskan untuk menjual sepeda motor saya.
Alhamdulillah, dari hasil penjualan sepeda motor dan perhiasan istri saya itu,
saya dapat membeli 4 perangkat komputer. Untuk mejanya, saya
memanfaatkan/mendaur ulang beberapa meja yang sudah rusak.
Alhamdulillah,
dari lembaga yang saya bangun ini mampu membantu meringankan beban pemerintah
desa dan orangtua wali dalam meningkatkan skill di bidang kebahasaan dan
teknologi komputer.
Alhamdulillah,
saya sudah mampu membuktikan bahwa Desa Setungkeplingsar mampu berbuat. Dan itu
adalah hal yang sangat luar biasa. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan EL-YaminTerampil.
No comments:
Post a Comment