Friday, November 13, 2020

Tugas Tutorial 1 Pembelajaran Kelas Rangkap

 

Kode/Nama Matakuliah

:

PDGK4302 / Pembelajaran Kelas Rangkap

Tutor Pengampu

:

Agus Herianto, S.Pd, M.Pd.

Tugas Tutorial

:

1

Nama Mahasiswa

:

Aang Kusnadi Yamin

NIM

:

859129784

 

SOAL

1.   Beberapa alasan PKR diperlukan antara lain: alasan geografis, demografis, kurang guru, terbatasnya ruang kelas, adanya guru yang tidak hadir dan beberapa alasan lainnya. Pertanyaannya, mengapa di Amerika Serikat dan Belanda yang dikategorikan sebagai Negara maju masih mempraktekkan PKR?

2.   Mengapa strategi PKR dianggap mampu meningkatkan kemandirian siswa dalam proses pembelajaran?

3.   Perhatikan ilustrasi pada kotak 1 (hal. 1.17) dan kotak 4a (hal. 1.24-1.26). Kotak 4a memberikan gambaran PKR yang ideal, uraikan kekurangan praktek PKR pada kotak 1?

4.   Mengapa guru dapat dikatakan sebagai perancang kurikulum, sebagai administrator, sebagai  sumber informasi yang kreatif, sebagai seorang  professional dan sebagai agen pembawa perubaha dalam praktek PKR?

5.   Jelaskan yang dimaksud dengan PKR dan jelaskan pula kelemahan dan kelebihan model PKR 221 222 dan 333?

**SELMAT BEKERJA**

Catatan : masing-masing soal memili skor maksimal 20!


 

JAWABAN:

1.      Beberapa alasan PKR diperlukan antara lain: alasan geografis, demografis, kurang guru, terbatasnya ruang kelas, adanya guru yang tidak hadir dan beberapa alasan lainnya. Di Amerika Serikat dan Belanda yang dikategorikan sebagai Negara maju masih mempraktekkan PKR, alasannya adalah Karena PKR mempunyai sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh guru yang tidak mengajar rangkap. Antara lain seperti, guru dapat mengajar lebih dari satu kelas, guru dapat menggabungkan jumlah murid yang kecil dari berbagai tingkat kelas yang berbeda, tetapi juga memperkecil jumlah murid yang terlalu besar dalam satu kelas, selain itu, ada sejumlah alasan lain yaitu alasan yang lebih memusatkan pada keuntungannya daripada kerugiannya, antara lain jika dilihat dari aspek pedagogis, PKR lebih mendorong kemandirian. Dari aspek ekonomis, PKR lebih efisien. Dari aspek keamanan, dengan PKR, pemerintah dapat mendirikan sekolah kecil dimana-mana sehingga mudah dijangkau anak-anak, dengan demikian, kekhawatiran orang tua terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada anak-anak mereka berkurang.

 

2.    Strategi PKR dianggap mampu meningkatkan kemandirian siswa dalam proses pembelajaran karena dalam pembelajaran PKR, seorang guru berusaha kuat untuk mendorong anak agar aktif dan mandiri. Murid yang pintar diminta untuk membantu murid yang ketinggalan. Murid banyak diberikan tugas individual, tugas berpasangan atau bekerja dalam kelompok kecil. Mereka pun dilibatkan secara aktif untuk menciptakan dan menambah sumber belajar, khususnya dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar sekolah, rumah, dan desa mereka. pajangan yang dibuat oleh murid-murid dapat dianggap sebagai sarana belajar melalui pengalaman (experimental learning)

 

3.    Kekurangan PKR pada kotak 1,

·       Pembelajaran terkesan monoton yang menyebabkan anak-anak tampak bosan.

·       Pembelajaran berlangsung pasif atau tidak aktif, ibu Irna tidak mengajak siswa untuk berinteraksi, interaksi hanya sebatas saat mengecek kehadiran saja.

·       Ibu Irna tidak melakukan pendekatan dengan siswa dengan memonitornya atau mengawasinya secara individu.

·       Tidak ada timbal balik untuk perbaikan yang menyebabkan lemahnya pola penguasaan murid terhadap pembelajaran.

·       Tidak adanya upaya bu Irna untuk mengkondisikan kelas, untuk menarik perhatian siswa, ataupun untuk memancing siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran.

 

4.    Mengapa guru dapat dikatakan sebagai perancang kurikulum, sebagai administrator, sebagai  sumber informasi yang kreatif, sebagai seorang professional dan sebagai agen pembawa perubahan dalam praktek PKR?

Ø  Sebagai perancang kurikulum, hal ini bukan berarti guru menyimpang dari kurikulum yang berlaku bahkan untuk membuat yang baru. Tetapi di daerah terpencil yang serba sulit dan serba kurang, tidak semua butir yang tercantum dalam kurikulum mungkin dilaksanakan dengan memadai. Seringkali mengajarkannya dengan secara berurutan pun mengalami kesulitan. Oleh karena itu guru PKR harus memilih butir atau bagian kurikulum yang memerlukan penekanan. Atas dasar butir-butir itu guru memutuskan konsep dan fakta yang akan diajarkannya dan mengurutkan kembali tujuan instruksional yang ingin dicapainya berdasarkan kelas.

Ø  Sebagai administrator. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal, guru PKR harus merencanakan dan mengatur kelasnya dan jadwal pelajaran dengan saksama. Hasil maksimal dapat dicapai jika guru PKR dapat melibatkan muridnya secara aktif, bukan saja untuk belajar tetapi juga dapat membantu guru mengajar teman-temannya yang tertinggal. Guru PKR juga harus mampu memanfaatkan segenap sumber daya yang ada dilingkungan sekolah.

Ø  Sebagi sumber informasi yang kreatif. Guru PKR harus kreatif, bukan saja menjadi sumber informasi tetapi juga sebagai manusia sumber, berperan untuk memecahkan masalah keadaan yang serba kurang. Ia harus memberi arahan kepada muridnya agar mereka tidak membuang-buang waktu dan tenaga, agar setiap murid terlibat dalam segala macam kegiatan.

Ø  Sebagai seorang porofesional. Guru PKR senantiasa berusaha untuk meningkatkan kompetensinya dan meningkatkan gaya mengajarnya. Walaupun kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan lanjutan bagi sebagian guru yang ada didaerah terpencil sulit diwujudkan, tepat niat professional harus tetap dipelihara dan yang penting semangat itu selalu ada. Salah satu ciri seorang guru professional adalah juga tidak cepat putus asa. Manusia dapat mencapai apa saja bila tidak cepat putus asa.

Ø  Sebagai agen pembawa perubahan.  Guru sebagai pengayom dan juga sebagai sosok yang mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat tempat dimana ia bertugas. Guru harus berusaha keras untuk mendatangkan perubahan yang positif terhadap sikap dan perilaku anggota masyarakat melaui proses pembelajaran di sekolah dan melalui interaksi dengan anggota masyarakat melalui proses pembelajaran di sekolah dan melalui interaksi dengan anggota masyarakat setempat. Pendek kata, guru harus mencari, mendatangkan, dan mengajarkan perubahan yang berguna bagi anak didik, orang tua dan masyarakat.

 

5.    PKR adalah satu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung makna, seorang guru megajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda.

MODEL

KELEMAHAN

KELEBIHAN

PKR 221

1.      Siswa tidak dapat fokus dengan apa yang sedang dipelajari atau dikerjakan karena terganggu oleh aktivitas kelas lain.

2.      Tidak semua guru memiliki kemampuan mengelola siswa heterogen dalam ruangan yang sama.

3.      Bertambahnya pekerjaan administratif, pekerjaan akademik,  pelayanan dan tanggung jawab guru terhadap siswa karena guru mengajar kelas rangkap.

4.      Jika siswa dalam 1 kelas jumlahnya lebih dari 25 siswa maka kelas PKR harus dibagi menjadi 2 kelas. 222 1.

 

1.      Guru atau tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus 2 mata pelajaran baik yang sama atau berbeda dalam 1 ruangan.

2.      Kegiatan Pendahuluan dan Penutup masing-masing dapat dilakukan secara bersama-sama dalam ruangan yang akan digunakan untuk  pembelajaran.

3.      Tidak membuang waktu terlalu  banyak dalam pembelajaran, sebab dua kelas melakukan  pembelajaran dalam satu ruangan secara bersama-sama.

4.      Guru mudah dalam melakukan  pemantauan terhadap siswa selama pembelajaran  berlangsung.

5.      Menghemat tenaga guru karena tidak perlu berpindah- pindah ruangan.

6.      Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar tetap tercipta iklim kelas yang menyenangkan.

 

PKR 222

1.      Guru harus mengelola dua kelas sekaligus dalam waktu yang  bersamaan.

2.      Jika tidak ada ruangan yang cukup untuk memberikan pengantar dan  pengarahan umum (kegiatan  pendahuluan) untuk dua kelas secara bersamaan, maka harus mencari ruangan atau tempat lain.

3.      Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat  berlangsung terus menerus.

4.      Terlalu banyak memakan waktu karena guru harus berpindah-pindah ruangan.

5.      Siswa merasa menjadi “anak tiri” jika guru tidak dapat membagi waktu dengan baik antar kelas yang satu dengan lainny

6.      Jika tidak terdapat pintu  penghubung antar kedua kelas, guru harus melakukan kegiatan penutup secara terpisah

7.      Pekerjaan guru dalam administratif, akademik, pelayanan dan tanggung  jawab terhadap siswa karena guru mengajar kelas rangkap.

1.      Masing-masing kelas lebih fokus dengan pelajaran yang sedang dihadapinya atau aktivitas yang sedang dilakukan karena terbebas dari aktivitas kelas lain.

2.      Terciptanya kemandirian  belajar siswa.

3.      Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar siswa tetap mempunyai aktivitas saat guru harus  berpindah ke ruangan yang lain.

4.      Guru mudah dalam melakukan kegiatan penutup karena dapat dilakukan secara bersama-sama untuk kedua kelas apabila antarkedua ruangan terdapat pintu penghubung.

PKR 333

1.      Untuk mengelola model 333 ini diperlukan tim guru paling tidak terdiri dari 2 orang guru.

2.      Jika tidak ada ruangan yang cukup untuk memberikan pengantar dan pengarahan umum (kegiatan  pendahuluan) untuk tiga kelas secara bersamaan, maka harus mencari ruangan atau tempat lain.

3.      Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat  berlangsung terus menerus.

4.      Terlalu banyak memakan waktu dibandingkan model PKR 222 karena guru harus berpindah-pindah tiga ruangan

1.      Siswa lebih mandiri dalam  pembelajaran.

2.      Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar siswa tetap mempunyai aktivitas saat guru harus  berpindah ke ruangan yang lain

 

 

No comments:

Post a Comment