Friday, November 13, 2020

TT1 PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD

 

Kode/Nama Matakuliah

:

PDGK4104 | Perspektif Pendidikan SD

Tutor Pengampu

:

Lalu Awaludin Akbar, M.Pd.

Tugas Tutorial

:

1

Nama Mahasiswa

:

Aang Kusnadi Yamin

NIM

:

859129784

 

Quiz 1/ TT 1

 

Tugas tutorial pertama matakuliah pespektif pendidikan SD berupa uji konsep dengan soal sebagai berikut:

 

1.     Kajian landasan historis, filosofis, dan yuridis pendidikan menunjukan pengaruhnya terhadap pelaksanaan aktifitas pendidikan di sekolah, dan juga akan berpengaruh pada terbangunya keilmuan pendidikan Ke-SD-an. Tiga persoalan utama dalam kajian ini adalah : (1). Sumbangan kajian historis terhadap pendidikan ke-SD-an, (2). Sumbangan filsafat terhadap pendidikan ke-SD-an, dan (3). Sumbangan yuridis terhadap pendidikan ke-SD-an, atau terbangunya keilmuan pendidikan ke-SD-an di Indonesia. Berdasarkan pernyataan tersebut uraikan sumbangan atau peran tiga landasan tersebut dalam membangun keilmuan pendidikan dasar (ke-SD-an) di Indonesia.

2.     Kajian landasan psikologis khususnya di pendidikan dasar  (SD) memberikan dampak terhadap perbedaan aktivitas pendidikan dan pembelajaran di SD berbeda dengan sekolah lainya. Landasan tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip yang bersumber dari psikologi perkembangan, serta berbagai pandangan terkait dengan pendidikan dan pembelajaran. Uraikan berbagai faktor psikologis yang berpengaruh pada penentuan bahwa pendidikan ke-SD-an merupakan kajian pendidikan yang khusus dan harus ditangani secara khusus juga.

3.     Pendidikan SD mempunyai ciri khas yang membedakannya dari satuan pendidikan lainnya. Paling tidak ada empat sasaran utama dalam pendidikan SD, yaitu: kemelekwacaan (Literacy), kemampuan berkomunikasi, memcahkan masalah, dan kemampuan bernalar. Coba anda jelaskan keempat sasaran utama pendidikan SD tersebut!

4.     Coba anda jelaskan perbedaan antara SDLB dengan SD inklusi!

5.     Untuk mewujudkan program wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pada tanggal 2 Mei 1984, maka pemerintah saat itu menetapkan 3 kriteria daerah penyebaran. Coba anda jelaskan!


 

JAWABAN:

 

1.     Peran landasan historis, filosofis, dan yuridis bagi pendidikan Indonesia:

a.     Landasan historis memberikan peranan yang penting karena dari sebuah landasan historis atau sejarah bisa membuat arah pemikiran kepada masa kini. Menurut Pidharta, (2007 : 109) sejarah/historis adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan informasi-informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-cita, bentuk dan sebagainya.

Dengan demikian, setiap bidang kegiatan yang ingin dicapai manusia untuk maju, pada umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan bidang tersebut pada masa yang lampau (Pidarta, 2007: 110). Demikian juga halnya dengan bidang pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan bahan pembanding untuk memajukan pendidikan suatu bangsa.

b.     Landasan Filosofis: Peranan landasan filosofis pendidikan adalah memberikan rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan. Rambu-rambu tersebut bertolak pada kaidah metafisika, epistemology dan aksiologi pendidikan sebagaimana studi dalam filsafat pendidikan.

c.     Landasan Yuridis Pendidikan Indonesia ialah seperangkat konsep peraturan perundang-undangan yang menjadi titik tolak sistem pendidikan Indonesia, yang menurut Undang-Undang Dasar 1945 meliputi, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, ketetapan MPR, Undang-Undang Peraturan, pemerintanh pengganti undang-undang, peraturan pemerintahan, keputusan presiden, peraturan pelaksanaan lainnya, seperti peraturan mentri, intruksi mentri dan lain-lain.

Dalam praktik pendidikan nasional diselenggarkan dengan mengacu kepada landasan yuridis tertentu yang telah ditetapkan, baik yang berupa undang-undang maupun peraturan pemerintah mengenai pendidikan. Bagi para pendidik dan tenaga kependidikan perlu sekali memahami berbagai landasan yuridis sistem pendidikan nasional tersebut dan menjadikannya sebagai titik tolak pelaksanaan peranan yang diembannya. Yang dengan demikian dapat diharapkan akan tercipta tertibnya penyelenggaraan sistem pendidikan nasional yang menjadi salah satu prasyarat untuk dapat tercapainya tujuan dalam pendidikan nasional.

2.     Kajian Landasan Psikologis: Sesuai dengan prinsip perkembangan bahwa perkembangan fisik merupakan bagian yang berkaitan dengan sosial, mental, dan emosionalnya, karena perkembangan yang secara psikologis akan mempengaruhi anak untuk menyesuaikan perkembangan kemampuannya. Sejak dilahirkan, manusia memiliki dua kebutuhan primer, yaitu hasrat untuk bisa menyatu dan berkecimpung dengan manusia lain, dan kebutuhan untuk menunggal dengan lingkungan alam di sekitarnya. Perkembangan untuk mencapai pengalaman dalam diri peserta didik akan menyatu dengan aktivitas yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan, dan lingkungan dengan alam sekitarnya. Anak usia SD menurut Piaget masih berada pada tahap berfikir operasional konkrit. Karena masih menggunakan berpikir operasional kongkrit, maka anak harus membutuhkan alat bantu dalam mengembangkan pembelajarannya.

3.     Empat sasaran utama pendidikan SD:

a.     Kemelekwacanaan (literacy) merujuk pada pemahaman siswa tentang berbagai fenomena/gagasan di lingkungannya dalam rangka menyesuaikan perilaku dengan kehidupan. Misalnya dalam berlalu lintas, siswa faham akan makna rambu-rambu lalu lintas, sehingga jika dia melihat lampu merah, dia akan berhenti. Karakteristik seperti ini tentu berbeda dengan pendidikan SMP dan SMA yang lebih menekankan pada pembentukan kemampuan akdemik.

b.     Kemampuan berkomunikasi, yaitu mampu mengomunikasikan sesuatu, baik buah fikiran sendiri maupun informasi yang didapat dari berbagai sumber, kepada orang lain dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Informasi yang akan dikomunikasikan mungkin didapat melalui mendengarkan dari seorang teman, membacanya dari koran, atau menyaksikan sendiri, baik secara langsung maupun melalui tayangan televisi.

c.     Kemampuan memecahkan masalah (problem solving), yang mencakup merasakan untuk masalah, mengidentifikasi masalah, mencari informasi untuk memecahkan masalah, mengeksplorasi alternatif pemecahan masalah, dan memilih alternatif yang paling layak.

d.     Kemampuan bernalar (reasoning), yaitu menggunakan logika dan bukti-bukti secara sistematis dan konsisten untuk sampai pada kesimpulan. Pendidikan SD diarahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa berfikir logis sehingga kemampuan bernalarnya berkembang. Siswa yang terlatih daya nalarnya, tidak akan cepat percaya pada sesuatu yang tidak masuk akal.

4.     Perbedaan SDLB dengan SD Inklusi: perbedaannya terletak pada jenis peserta didiknya, yaitu jika di SDLB berkumpul anak-anak dari berbagai kelainan, maka di SD Inklusi tempat berbaur anak biasa (normal) dengan anak luar biasa.

5.     Tiga kriteria daerah penyebaran wajib belajar 9 tahun 2 Mei 1984:

Wajib belajar merupakan salah satu program yang gencar digalakkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Program ini mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 9 (sembilan) tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs). Landasan pokok keberadaan sistem pendidikan nasional adalah UUD 45 Bab XIII, Pasal 31, ayat (1) yang menyatakan bahwa: Tiap tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.

Dulu pada 2 Mei 1984, presiden Soeharto canangkan Wajib Belajar 6 tahun dan 2 Mei 1994 dia canangkan lagi Wajib Belajar 9 tahun. Pendidikan dasar 9 tahun diharapkan bahwa setiap warga negara akan memiliki kemampuan untuk memahami dunianya, mampu menyesuaikan diri bersosiahsasi dengan perubahan masyarakat dan zaman, mampu meningkatkan mutu kehidupan baik secara ekonomi, sosial budaya, politik dan biologis, serta mampu meningkatkan martabatnya sebagai manusia warga negara dari masyarakat yang maju. Dalam dunia baru ini setiap orang harus memiliki potensi untuk bekerja di berbagai bidang dimanapun juga. Jika perluasan dan mutu pendidikan dilakukan di dalam kerangka keterkaitan, maka pendidikan dasar 9 tahun secara langsung berfungsi sebagai strategi dasar dalam upaya: 

 

a.     Mencerdaskan kehidupan bangsa karena diperuntukkan bagi semua warga negara tanpa membedakan golongan, agama, suku bangsa, dan status sosial ekonomi.

b.     Menyiapkan tenaga kerja industri masa depan melalui pengernbangan kemampuan dan keterampilan dasar belajar, serta dapat menunjang terciptanya pemerataan kesempatan pendidikan kejuruan dan profesional lebih lanjut. 

c.     Membina penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena melalui wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun ini memungkinkan untuk dapat memperluas mekanisme seleksi bagi seluruh siswa yang memiliki kemampuan luar biasa untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi

 

No comments:

Post a Comment