Friday, November 13, 2020

Tugas Tutorial 1 Pembelajaran IPA di SD

 

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DA KEBUDAYAAN

 

UNIVERSITAS TERBUKA

 

UPBJJ-UT MATARAM

 

 

 

Soal Latihan

 

TUGAS TUTORIAL 1

 

PDGK4202 Pembelajaran IPA di SD

 

 

1.      Jelaskan cara penerapan teori/psikologi belajar di bawah ini pada pembelajaran IPA di SD:

 

a)     Teori Belajar Ausubel

 

b)     Teori Belajar Gagne

 

2.     Jelaskan tahapan koginitif siswa Sekolah Dasar menurut Paiget

 

3.     Jelaskan cara anak mendapatkan pengetahuan menurut Bruner

 

4.     Berikan contoh penerapan pendekatan lingkungan pada Kompetensi Dasar :

 

·       Mendeskripsikan ciri lingkungan sehat dan tidak sehat berdasarkan pengamatan dan pengaruhnya terhadap kesehatan.

 

·       Menerapkan cara menjaga kesehatan lingkungan sekitar

 

5.     Berikan contoh penerapan, kelemahan, dan kelebihan metode Penugasan pada pembelajaran IPA di SD

 

 

 

***  SELAMAT BEKERJA ***


Identitas Mahasiswa:

Nama  : Aang Kusnadi Yamin

NIM    : 859129784

 

JAWABAN:

 

  1. Penjelasan penerapan teori belajar Ausubel dan Gagne:

a.     Penerapan teori belajar Ausubel yaitu faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui siswa. Pernyataan inilah yang menjadi inti dari teori belajar Ausubel agar terjadi belajar bermakna maka konsep baru atau pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Dalam mengaitkan konsep-konsep ini dikemukakan 2 prinsip oleh Ausubel yaitu prinsip diferensiasi progresif (progressive differentiation) dan prinsip rekonsiliasi integratif (integrative reconciliation).

Dalam suatu seri pelajaran hendaknya siswa diperkenalkan terlebih dahulu pada konsep-konsep yang paling umum sesudah itu materi pelajaran disusun secara berangsur-angsur menjadi konsep-konsep yang lebih khusus. Dengan perkataan lain model belajar menurut Ausubel pada umumnya berlangsung dari yang umum ke yang khusus. Dalam hal ini guru dalam mengajar terlebih dahulu mengajarkan konsep-konsep umum kemudian secara perlahan-lahan menuju pada konsep-konsep yang lebih sederhana. Contoh penyusunan konsep seperti ini disebut diferensiasi progresif yang merupakan salah satu dari sekian banyak macam urutan belajar.

Prinsip kedua yang dikemukakan oleh Ausubel ialah prinsip rekonsiliasi integratif atau penyesuaian integratif. Menurut prinsip ini dalam mengajarkan konsep-konsep, atau gagasan-gagasan perlu diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Dengan kata lain guru hendaknya mampu menunjukkan kepada siswa bagaimana konsep-konsep dan prinsip-prinsip itu saling berkaitan.

b.     Penerapan teori belajar Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi yang baru. Seorang dapat mengetahui belajar telah berlangsung pada diri seseorang apabila dia mengamati adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, dan perubahan tersebut bertahan lama.

Sebagai contoh siswa kelas IV SD yang bernama Harun sebelum proses belajar berlangsung tidak mengerti proses fotosintesis pada daun, sedangkan setelah belajar dia dapat menjelaskan proses fotosintesis pada daun, perubahan zat-zat yang terjadi selama proses fotosintesis berlangsung, dan sebagainya. Setelah Harun naik kelas yang lebih tinggi dia masih dapat menjelaskan proses fotosintesis tanpa dibantu oleh guru.

Pada kejadian tadi belajar telah berlangsung pada Harun, sebagai akibat interaksi antara Harun dengan gurunya. Sekali lagi dapat dijelaskan bahwa: Menurut Gagne, belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relatif tetap, sehingga perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulangkali setiap menghadapi situasi yang baru.

Teori belajar yang menganggap belajar sebagai suatu proses, seperti yang dikemukakan oleh Gagne bertitik tolak dari suatu analogi antara manusia dan komputer. Menurut model ini yang disebut model pemrosesan informasi (information processing model), proses belajar dianggap sebagai transformasi input menjadi output seperti yang lazim terlihat pada sebuah komputer.

  1. Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif anak usia dini dalam empat tahap:

a)      Tahap sensorimotor (0-24 bulan) Setiap bayi lahir dengan refleks bawaan dan dorongan untuk mengeksplorasi dunianya.

b)      Tahap praoperasional (2-7 tahun)

Tahapan ini merupakan tahapan yang menakjubkan. Dimulai dari anak yang baru bisa mengatakan satu dua patah kata hingga menjadi anak yang dapat menyusun suatu kalimat. Selain itu terjadi perkembangan mental yang luar biasa pula. Tahapan ini disebut sebagai tahapan pre-operasional karena anak tidakakan memiliki kemmapuan berfikir yang operasional sampai anak mencapai usia tujuh tahun dan kadang-kadang disebut sebagai tahapan intuisi.

c)      Tahap operasional konkret (7-11 tahun)

Anak pada usiaini telah menyadari bahwa jumlah atau volume suatu benda tidak akan berubah apabila tidak terjadi penambahan maupun pengurangan, selain perubahan-perubahan bentuk atau perubahan ketentuan (aturan).

d)      Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun)

Anak usia ini telah dapat secara penuh melakukan operasi secara logis tetapi masih mempunyai pengalaman yang terbatas. Mereka sekarang dapat berhubungan dengan masalah-masalah yang bersifat hipotesis dan cara berfikir mereka mungkin telah termasuk suatu set yang formal dari ketentuan-ketentuan yang logis. Mereka dapat secara mental dan sistematik meneliti faktor-faktor yang beragam, mereka tidak lama lagi tergantung untuk melakukan manipulasi terhadap benda.

  1. Burner menyusun suatu model belajar yang disebut sebgai model belajar penemuan (discovery learning). Burner beranggapan bahwa model belajar penemuan sesuai dengan hakiki manusia yang mempunyai sifat untuk selalu ingin mencari ilmu pengetahuan secara aktif, memecahkan masalah dan informasi yang diperolehnya, secara hakikat akan mendapatkan pengetahuan yang bermakna.

Model belajar penemuan dapat dipandang sebagai suatu belajar yang terjadi apabila seseorang (siswa) tidak diberikan dengan konsep atau teori, melainkan siswa sendiri yang harus mengelola dan melakukan penemuan sehingga dapat menemukan konsep atau teori itu. Hal ini mensyaratkan siswa untuk menemukan hubungan-hubungan di antara informasi yang ada. Penemuan merupakan merupakan suatu pembentukan kategorisasi atau lebih seringnya pembentukan sistem koding. Sistem koding ini didasarkan pada hubungan di antara kategori, misalnya berdasarkan atas perbedaan dan persamaan yang ada pada benda atau kejadian-kejadian.

Pengetahuan yang diperolah melalui belajar penemuan mempunyai kelebihan-kelebihan. Kelebihan-kelebihan tersebut anatara lain; pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lama atau dengan kata lain akan lama untuk diingatnya dan akan lebih mudah untuk diingat dibanding dengancara-cara belajar yang lainnya.


 

  1. Contoh penerapan pendekatan lingkungan pada KD tersebut yakni:

-       Menggunakan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar dengan mengajak siswa mendeskripsikan lingkungan tersebut.

-       Menjelaskan tentang lingkungan sehat dan tak sehat.

-       Mendemostrasikan tentang adanya debu di lingkungan dan kemungkinan adanya zat lain pada air yang tampak jernih.

-       Menjelaskan tentang penyebab lingkungan tercemar, faktor yang mempengaruhi perlakuan manusia terhadap lingkungan-lingkungan (faktor politis, ekonomis, sosial budaya, ekologis), pentingnya bersikap peduli dan mencintai lingkungan.

 

5.     Contoh penerapan, kelemahan, dan kelebihan metode Penugasan pada pembelajaran IPA di SD

a.     Contoh penerapan IPA di SD berdasarkan teori Piaget

Seperti yang telah dijelaskan bahwa pembelajaran berdasarkan teori Piaget harus mempertimbangkan keadaan tiap siswa (dikatakan sebagai terpusat pada siswa) dan siswa diberikan banyak kesempatan untuk mendapatkan pengalaman dari penggunaan inderanya. Berikut ini akan disampaikan rancangan pembelajaran secara garis besar.

-      Konsep yang diajarkan

Udara mempunyai sifat-sifat tertentu dan banyak kegunaannya bagi kehidupan manusia.

-      Sub-Konsep                            

Udara yang bergerak mempunyai tekanan yang lebih rendah dari pada udara diam.

-      Metode yang dipakai             

Eksperimen

-      Alat dan bahan

a.     Dua bola pingpong (tenis meja)

b.     Benang

c.     Kayu, kira-kira 30 cm

-      Cara kerja

a.       Ikatlah kedua bola pingpong dengan benang yang ada.

b.       Ikatlah kedua ujung benang secara berdekatan pada kayu yang telah disediakan.

c.       Peganglah salah satu ujung kayu yang tertiup kuat-kuat persis di tengan-tengah antara kedua bola pingpong yang tergantung.

d.       Amati apa yang terjadi.

Kegiatan guru yang penting adalah memperhatikan pada siswa apa yang mereka lakukan. Apakah mereka sudah melaksanakannya dengan benar, apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan? Dan guru harus berbuat apa yang Piaget perbuat yaitu memberikan kesempatan anak untuk menemukan sendiri jawabannya, sedangkan guru harus selalu siap dengan alternatif jawaban bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Pada akhir pembelajaran tentunya guru mengulas kembali bagaimana siswa dapat menemukan jawaban yang diinginkan.

Kelemahan dan keutamaan teori belajar ini :

 

 

b.     Contoh penerapan IPA di SD berdasarkan model Bruner

Berikut ini akan disampaiakan contoh pembelajaran IPA di kelas III. Di sini guru tidak lagi sebagai pemberi informasi tetapi penuntun siswa untuk memperoleh informasi.

-      Tujuan umum

Siswa mengenali bagian-bagian tumbuhan dan mampu mengelompokkan tumbuhan berdasarkan ciri-ciri dan kegunaannya dengan pengamatan dan penafsiran.

-      Topik

Tumbuhan mempunyai bagian-bagian tertentu.

-      Cara pelaksanaannya

1.     Ambillah satu tanaman yang lengkap, terdiri dari akar, batang, daun, dan bunga.

2.     Berilah kesempatan kepada siswa untuk mengamati, kemudian berilah pertanyaan seperti berikut: Menurut kalian, bagaimana akar dapat berfungsi bagi tumbuhan?

3.     Terima seluruh ide atau tanggapan siswa. Berilah kepada siswa mengajukan dan menguji idenya sendiri.

4.     Berikan pertanyaan yang lain untuk menanyakan bagian tumbuhan yang lainnya.

 

c.   Contoh

d.   Contoh penerapan IPA di SD berdasarkan teori belajar Ausubel

Dalam suatu kelas misalnya kelas III, siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok. Kelompok I diberi daftar nama-nama benda, binatang, tumbuhan dan sebagainya, demikian juga dengan kelompok II. Kemudian beri waktu tipa-tiap kelompok selama 1 menit untuk mengingat kata-kata yang terdapat dalamdaftar kelompoknya.

Sesudah 1 meni, tiap anak kemudian disuruh menuliskan sebanyak mungkin kata-kata yang dapat mereka ingat. Kemudian bandingkan jumlah kata-kata yang dapat diingat dan benar kedua kelompok. Bagaimana hasilnya?kelompok manakah yang dapat mengingat kata-kata dengan jumlah yang lebih banyak?

 

Ø  Kelemahan:

o   Siswa cenderung melakukan penipuan terhadap tugas yang diberikan, dengan kata lain siswa cenderung untuk melakukan jiplak tugas teman atau orang lain.

o   Siswa cepat jenuh bila diberikan tugas terlalu banyak sehingga mengganggu kondisi psikologis mereka.

No comments:

Post a Comment